IDENTIFIKASI JENIS & PENYEBARAN BAHAN GALIAN
Proses penyelidikan bahan galian memerlukan tekhnologi tinggi, tenaga ahli, biaya yang besar dan waktu yang lama, oleh sebab itu belum seluruhnya Wilayah Kabupaten Banggai diselidiki dan diketahui ptensi bahan galiannya. Pemetaan geologi dan eksplorasi masih sangat diperlukan mengingat potensi bahan galian di Kabupaten Banggai sangat prospek untuk dikembangkan.
Berdasarkan hasil penyelidikan umum yang telah dilakukan oleh Direktorat Geologi, Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi, Dinas Pertambangan Daerah TIngka I Sulawesi Tengah serta Bagian Pertambangan Sekretariat Kabupaten Banggai yang telah berhasil di inventarisasi diantaranya :
I. Bahan Galian Golongan A (Strategis)
a. Minyak dan Gas Bumi
Lokasi Bahan Galian :
Di Kecamatan Toili dan Kecamatan Batui Kab. Banggai
Kesampaian Lokasi :
Lokasi dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dengan jarak tempuh kurang lebih 1 – 2 jam.
Manfaat :
Sebagai sumber daya energi/bahan bakar, bahan baku untuk aspal buatan serta pembuatan mineral wax.
Keadaan Bahan Galian :
Dalam tahap eksplorasi oleh Pertamina dengan cadangan pada Blok Matindok sebesar 3,4 TCF (Trilliun Kaki Kubik) dan yang dilaksanakan oleh JOB Pertamina – Expan Tomori Sulawesi 2,6 TCF (Triliun Kaki Kubik)
II. Bahan Galian Golongan B (Vital)
a. Emas
Lokasi Bahan Galian :
Di Desa Tungtung Kecamatan Bunta
Kesampaian Lokasi :
Lokasi dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dengan jarak tempuh kurang lebih 2,5 jam.
b. Nikel
Lokasi Bahan Galian :
Kecamatan Pagimana, Kecamatan Bunta dan Kecamatan Toili
Kesampaian Lokasi :
Lokasi dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dengan jarak tempuh kurang lebih 1 – 2,5 jam
Manfaat :
Sebagai bahan baku untuk industri pengolahan nikel sebagai bahan campuran untuk mineral logam lainnya
Keadaan Bahan Galian :
Dalam tahap penyelidikan umum, dari hasil penyelidikan umum menyimpulkan :
- Blok Siuna Kecamatan Pagimana luas areal prospek ± 3.400 Ha.
- Blok Pagimana Bunta luas areal prospek ± 2.000 Ha
- Blok Balingara luas areal prospek ± 200 Ha
- Blok Toili luas areal prospek ± 2.800 Ha
c. Besi
Lokasi Bahan Galian :
Penyebaran jenis bahan galian ini tersebar di wilayah Kecamatan Kintom.
Kesampaian Lokasi :
Lokasi dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dengan jarak tempuh kurang lebih 0,5 jam
Manfaat :
Sebagai bahan baku untuk industri pengolahan besi, bahan campuran untuk pengolahan seng, bahan baku untuk industri otomotif dan lain sebagainya.
Keadaan Bahan Galian :
Keberadaan jenis bahan galian ini belum di inventarisasi, baik penyebaran wilayah, lokasi cebakan terbesar maupun jumlah cadangan.
III. Bahan Galian Golongan C
a. Granit
Lokasi Bahan Galian :
Terdapat di Kecamatan Pagimana
Kesampaian Lokasi :
Lokasi dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dengan jarak tempuh kurang lebih 1,5 jam.
Manfaat :
Sebagai bahan eksklusif pelapis dinding, lantai atau plafon gedung, monumen dan bangunan lainnya.
Keadaan Bahan Galian :
Bahan galian ini terdapat dalam bentuk massa yang sangat besar dan tidak beraturan memiliki jumlah cadangan yang belum terukur secara pasti dan di perkirakan jutaan m3.
b. Pasir dan Batu
Lokasi Bahan Galian :
Terdapat hampir di semua sungai yang ada di Kabupaten Banggai dan tersebar pada sembilan Kecamatan.
Kesampaian Lokasi :
Lokasi dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dengan jarak tempuh kurang lebih 1 – 3 jam.
Manfaat :
Untuk bahan bangunan, jalan, agregat beton, pengisi ciran (kerikil, split, sebagai campuran dalam penbuatan tegel dan dekorasi bangunan.
Keadaan Bahan Galian :
Pasir berwarna abu-abu gelap berbutir halus sampai sangat kasar, potensinya tersebar di sungai – sungai di wilayah Kabupaten Banggai perlu diketahui bahwa cadangan pasir dan batu ini adalah bersifat “renewable deposit” sehingga cadangan dapat bertambah pada waktu hujan dan banjir dengan frekuensi 100 – 200 %.
c. Batugamping
Lokasi Bahan Galian :
Hampir seluruh Wilayah Kabupaten Banggai didominasi oleh jenis batuan ini. Pada beberapa wilayah telah diolah secara tradisional untuk keperluan lokal seperti Desa Biak, Kecamatan Luwuk.
Kesampaian Lokasi :
Lokasi dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dengan jarak tempuh kurang lebih 0,5 – 1 jam
Manfaat :
Sebagai bahan bangunan, batu bangunan, bahan penstabil jalan raya, pengapuran untuk pertanian, bahan keramik, industri kaca, industri semen, pembuatan karbid, untuk peleburan dan pemurnian baja, untuk bahan pemutih dalam industri kertas pulp dan karet, untuk pembuatan soda abu, untuk penjernihan air, untuk proses pengendapan bijih logam non-ferous dan industri gula.
Keadaan Bahan Galian :
Merupakan batuan Sedimen yang tersusun oleh mineral karbonat, potensi sumber daya atau cadangan batugamping di Kecamatan Luwuk tereka (possible) sebesar 170.000.000 m3 dengan kandungan CaO rata-rata 53% (sumber : data hasil pemetaan semi mikro 1992/1993).
d. Marmer
Lokasi Bahan Galian :
Di Desa Salodik, Desa Lauwon, Desa Bantayan dan Desa Minanggala, Kecamatan Luwuk.
Kesampaian Lokai Lokasi dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dengan jarak tempuh kurang lebih 1 – 1,5 jam
Manfaat :
Untuk bahan ornamen dinding dan lantai rumah serta pembuatan cinderamata.
Keadaan bahan Galian :
Berdasarkan kenampakan di lapangan dan hasil pemolesan, marmer di Kabupaten Banggai mempunyai warna putih, abu-abu, kecokelatan, serta merah kecoklatan.
Berdasarkan hasil analisis fisik yang dilakukan pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi menunjukkan hasil yang layak untuk digunakan sebagai bahan dasar lantai utama berdasarkan standar persyaratan mutu batu pualam (SK SNI S-04-1989-F).
e. Gabro
Lokasi Bahan Galian :
Di Desa Siuna, Kecamatan Pagimana; Desa Bantayan, Kecamatan Luwuk dan Desa Nanganangaon, Kecamatan Bunta.
Kesampaian Lokasi :
Lokasi dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dengan jarak tempuh kurang lebih 1 – 2,5 jam
Manfaat :
Sebagai bahan dasar untuk ornamen dinding maupun ornamen lantai dan bahan dasar untuk pembuatan cinderamata.
Keadaan Bahan Galian :
Berdasarkan kenampakan di lapangan dan hasil pemolesan aturan ini mempunyai warna dan corak abu – abu kehitaman berbintik putih. Berdasarkan hasil analisis fisik yang dilakukan pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi menunjukkan hasil yang layak untuk digunakan sebagai bahan dasar untuk lantai utama berdasarkan standar persyaratan mutu batu pualam (SK-SNI S-04-1989-F).
Kandungan bahan galian gabro yang tereka (possible) mencapai luas wilayah kurang lebih 100 Ha.
f. Tanah Urug
Lokasi Bahan Galian :
Lokasi bahan galian tersebar di sembilan Kabupaten Banggai.
Kesampaian Lokasi :
Lokasi dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dengan jarak tempuh kurang lebih 1 – 3 jam
Manfaat :
Sebagai suplemen bahan dasar untuk bangunan perumahan maupun perkantoran, perluasan wilayah kota, suplemen untuk mitigasi bencana alam.
Keadaan Bahan Galian :
Bahan galian ini memiliki potensi yang cukup untuk dikembangkan, berdasarkan penelitian sementara pada daerah – daerah cekungan dijumpai volume tanah urug sebesar kurang lebih 2 km3.
V. Energi
Energi merupakan salah satu Sumber daya alam dari sekian banyak potensi yang dikembangkan untuk mendukung percepatan disektor energi dan ketenagalistrikan.
Beberapa sumber daya energi yang tersedia di Kabupaten Banggai yang belum dimanfaatkan secara optimal dan sangat potensi untuk dikembangkan menjadi salah satu sumber daya energi yang berdaya guna tinggi sebagai berikut :
a. Energi Surya
Merupakan energi yang berasal dari sinar matahari, dengan tekhnologi yang tepet guna serta peralatan yang mudah diperoleh dengan harga terjangkau dapat diubah menjadi energi listrik yang murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat pedesaan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari stasiun Meteorologi Bubung Luwuk, penyinaran matahari pada Kabupaten Banggai, memiliki intensitas penyinaran rata-rata sebesar 53-96%. Dengan demikian potensi energi surya di Kabupaten Banggai memiliki prospek untuk dikembangkan.
b. Energi Air
Peristiwa gaya tarik bumi dengan bulan menyebabkan pasang surut air laut, seperti air laut, seperti pada umumnya di Asia Tenggara, daerah Kabupaten Banggai terdapat jenis pasang surut prevailig diurnal, yaitu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi permukaan yang berbeda.
Kecepatan arus rata-rata 2.0 knot ke arah utara pada bulan Januari – Maret – Juli – Oktober dan ke arah selatan pada bulan April – Juni – November – Desember, dengan tinggi gelombang berkisar antara 0,1-1,2 m (sumber dishidros 1997).
Selain potensi arus laut ini terdapat pula potensi sungai – sungai yang memiliki debit air yang cukup untuk dikembangkan menjadi alternatif lain sebagai salah satu sumber daya energi listrik, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Hanga – Hanga.
Selain potensi arus laut ini terdapat pula potensi sungai – sungai yang memiliki debit air yang cukup untuk dikembangkan menjadi alternatif lain sebagai salah satu sumber daya energi listrik, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Hanga – Hanga.
c. Energi Angin
Kekuatan angin yang cukup stabil dengan arah yang tetap, memungkinkan untuk dikembangkannya Pembangkit Listrik Tenaga Angin.
Angin yang bertiup dari Philipina dengan kecepatan angin rata-rata di Kabupaten Banggai yang berkisar 3 – 6 knot dengan arah angin terbanyak beradius 2700, memungkinkan digunakannya kincir angin sebagai alat pendukung Energi Listrik Tenaga Angin.
Dengan didukung perbedaan suhu maksimum antara siang dan malam sehingga terjadi tiupan angin yang silih berganti dari daratan dan lautan memungkinkan daerah Kabupaten Banggai berpotensi untuk dikembangkan sebagai daerah perkembangan listrik dengan tenaga angin.
Kabupaten Banggai yang merupakan bagian integral dan wilayah nusantara, terletak di Kawasan Bagian Timur Indonesia mempunyai kekayaan sumber daya mineral yang cukup potensial baik mineral logam maupun mineral non logam, sebagian besar potensi sumber daya mineral di kawasan ini belum diketahui dengan pasti baik kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya sumber daya mineral di daerah sehingga potensi yang sangat besar ini dapat membantu percepatan pembangunan di Kabupaten Banggai sekaligus membuka lapangan kerja baru serta peningkatan pendapatan asli daerah di sektor pertambangan.
Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) Kabupaten Banggai tahun 2001 – 2005 untuk pembangunan sektor pertambangan dan energi adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha di bidang pertambangan baik itu para investor maupun masyarakat luas.
Dengan informasi ini, diharapkan para investor dapat menanamkan investasinya di daerah Kabupaten Banggai.
0 komentar:
Posting Komentar